Rabu, 21 September 2016

Kandungan gizi apakah yang terkandung dalam cabai?



Cabai mengandung vitamin C dan betakaroten (provitamin A) masing-masing 84 mg dan 260 SI per 100 g. Kandungan vitamin C ini lebih tinggi daripada buah-buahan seperti mangga, jeruk, dan pepaya. Apalagi cabai jenis paprika merah yang mengandung kadar vitamin hingga 2 kali lipat dari jenis cabai lainnya. Hanya saja cabai tidak bisa dikonsumsi sebanyak kita makan jeruk, karena rasa pedasnya yang sering membuat orang kapok dan sekaligus ketagihan


Kandungan vitamin C yang tinggi pada cabai, menyebabkan cabai termasuk pangan yang disebut kaya antioksidan. Antioksidan ada yang berupa vitamin (vitamin C dan betakaroten), mineral (selenium), dan ada pula yang berbentuk senyawa

Selasa, 20 September 2016

Panen cabe melimpah harga murah Akafarma PI-M punya solusinya



Membuat Cabe Bubuk


Begitu musim petik tiba, panen melimpah. Imbasnya harga cabai terjun bebas hal ini lumrah terjadi Tanaman cabe merupakan salah satu tanaman tropis yang mudah tumbuh di Indonesia sehingga ketersediaannya cukup melimpah. Cabe dikenal sebagai salah satu komoditas sayuran buah yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Cabe digunakan sebagai bumbu sayuran atau campuran makanan lainnya yang dapat memberikan rasa pedas, sehingga makanan menjadi lebih sedap dan nikmat. Selain itu cabe banyak mengandung vitamin A dan C yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tubuh. Cabe juga mengandung capsaicin yang dapat memberikan rasa pedas dan hangat. Capsaicin banyak terdapat pada biji cabe dan pada plasenta, yaitu kulit cabe bagian dalam yang berwarna putih tempat melekatnya biji.


Cabe merupakan komoditas yang sangat bergantung pada cuaca dan iklim. Pada saat cuaca kurang  mendukung, hasil panen akan berkurang yang mengakibatkan stok di pasaran terbatas untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang tinggi. Pada akhirnya harga cabe pun akan melambung tinggi. Namun ada kalanya ketersediaan cabe melimpah di pasaran. Cabe mempunyai masa simpan yang relatif pendek dan tidak akan

Minggu, 18 September 2016

TRANSFOODMATION 2017 (LOMBA PENULISAN ARTIKEL TINGKAT SMA Sederajat SE-JAWA TIMUR)

Lomba penulisan artikel dengan tema, Festival Cipta, Kreasi dan Inovasi Pangan Berbasis Bahan Baku Lokal Karya Cipta Anak Bangsa” merupakan lomba penulisan artikel yang bertujuan untuk menambah produk pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA) dengan mengunggulkan potensi daerah yaitu pangan yang berasal dari bahan baku lokal. Lomba penulisan artikel ini diselenggarakan oleh Akademi Analis Farmasi dan Makanan (AKAFARMA) Putra Indonesia Malang. Karya cipta hasil penulisan artikel ini diharapkan mampu menjadi jawaban tentang pemanfaatan potensi daerah berupa pangan berbasis bahan baku lokal sehingga meningkatkan nilai ekonomi produk, terbukanya lapangan kerja, menjadi alternatif makanan sehat bergizi, serta mendukung program pemerintah terkait ketahanan pangan nasional.
TEMA LOMBA
“Festival Cipta, Kreasi dan Inovasi Pangan Berbasis Bahan Baku Lokal Karya Cipta Anak Bangsa”
JUKNIS LOMBA:


  

PENDAFTARAN :
 GRATIS

TRANSFOODMATION 2017
TRANSFOODMATION 2017
HADIAH :
Juara 1 : Rp. 1.250.000,- dan Thropy
Juara 2 : Rp. 1.000.000,- dan Thropy
Juara 3 : Rp. 750.000,- dan Thropy

Makanan Berformalin masalah yang terus Berulang



Sebenarnya kasus penggunaan formalin pada tahu, ikan asin, mie basah, ikan laut segar, daging ayam segar hingga bakso, bukanlah berita baru, tetapi selalu berulang setiap tahun. Ketika berbagai media heboh memberitakan hal tersebut, biasanya konsumen akan ramai-ramai berhenti membeli dan mengosumsi makanan tersebut. Namun biasanya hal itu hanya terjadi sesaat. Setelah berita mulai reda, maka produsen akan kembali ke kebiasaannya yang lama, yaitu menggunakan formalin lagi. Konsumen pun tanpa curiga kembali membeli dan mengkonsumsi produk berformalin.

Makanan Berformalin masalah yang terus Berulang

Beberapa alasan mengapa pengusaha senang menggunakan formalin. Penggunaan formalin pada tahu, mie basah, dan ikan asin jenis cumi-cumi misalnya, tidak hanya mampu mencegah kebusukan, tapi juga mampu mengawetkan dalam waktu lama, serta membuat tekstur bahan pangan lebih kenyal. Juga membuat ayam dan ikan segar nampak lebih bersih, putih dan berisi. Konsumen sendiri turut mendorong produsen menggunakan formalin, karena umumnya konsumen menginginkan tahu yang keras dan kenyal, mie yang kenyal,

Kamis, 15 September 2016

Beberapa Jenis Mikroba Pencemar Bahan Makanan



Listeria monocytogenes
Listeria monocytogenes dapat:
• mencemari pangan segar seperti sayuran mentah, buah segar, daging mentah, unggas mentah, ikan mentah, susu murni, dan lain sebagainya.
• menyebabkan keguguran pada wanita hamil dan meningitis (radang selaput otak)
pada bayi yang baru lahir serta immunocompromised (gangguan pada sistem kekebalan tubuh) pada orang dewasa.

Tips untuk meminimalkan risiko:
Cuci buah dan sayuran yang dikonsumsi langsung dengan air matang.
Jika bahan pangan mentah bersumber dari hewani seperti daging, unggas dan hasil laut
lakukan pemasakan sampai benar-benar matang (suhu internal pemasakan mencapai
70-850C).


2. Staphyloccocus aureus
Staphyloccocus aureus merupakan:
• bakteri indikator keamanan pada susu dan produk susu, seperti susu pasteurisasi, yoghurt, unggas, ikan, kerang, daging dan produk daging, telur dan produk telur, sayuran, dan pangan matang.
• menimbulkan gejala penyakit seperti mual,
muntah, kejang perut, dan diare.
• mati dengan pemasakan sempurna (70oC).
• umumnya hidup di kulit manusia dan hewan.
Tips untuk meminimalkan risiko:
Hindari kontak langsung dengan pangan matang.
Gunakan alat seperti sendok, penjepit dan garpu apabila mengambil pangan matang

3. Salmonella sp
Salmonella sp dapat mencemari telur, daging, ikan, susu, es krim, kelapa kering, salad kentang, permen cokelat dan ditemukan pada air yang terkontaminasi dengan kotoran manusia yang terinfeksi.
*Gejala yang ditimbulkan oleh mikroba patogen ini adalah diare berair, sembelit, demam, sakit
perut, pusing, mual, lesu.

4. Virus Hepatitis A
Virus Hepatitis A dapat mecemari pangan yang kurang matang, menular melalui
makanan dan minuman yang tercemar VHA atau melalui tinja.
Personal hygiene yang buruk merupakan faktor utama penyebaran virus ini.
• Gejala yang ditimbulkan oleh mikroba ini antara lain muntah, diare, kulit dan mata
kuning (jaundice), demam, dan sakit perut.
• Virus ini menyebabkan radang pada lambung dan gangguan kesehatan, terutama pada hati dan ginjal.
Tips untuk mengurangi risiko:
Lakukan praktek keamanan pangan yang baik.
Masak pangan dengan suhu > 70oC.
Simpan bahan pangan pada suhu < 4oC.

5. Bacillus cereus
Bacillus cereus dapat mencemari pangan yang tersisa seperti nasi goreng.
• Penyebaran bakteri ini terutama karena terjadi penyebaran spora dalam jumlah
besar pada pangan yang telah dimasak. Spora akan bergerminasi (tumbuh) bila proses pendinginannya berlangsung dengan lambat.
• Gejala awal yang ditimbulkan oleh mikroba ini adalah mual dan muntah. Pada kasus enterotoksin terjadi sakit perut, diare berair, dan kram perut 4-16 jam setelah mengonsumsi pangan yang
terkontaminasi.
• Sakit akibat mikroba ini akan berlangsung selama 12-24 jam hingga beberapa hari, tetapi jarang berakibat fatal.
Tips untuk meminimalkan risiko:
Segera konsumsi pangan matang dan jika ada sisa simpan pangan dalam kondisi panas (di
atas 60°C) atau dingin (di bawah 5°C).
Jika hendak dikonsumsi kembali panaskan ulang pangan pada suhu internal di atas 74°C

6 . Campylobacter jejuni
Campylobacter jejuni dapat mencemari daging unggas khususnya ayam.
• Data menunjukkan 98% bakteri Campylobacter jejuni ditemukan pada karkas ayam.
• Gejala yang ditimbulkan oleh mikroba patogen ini adalah demam, sakit perut, mual, sakit kepala, sakit pada otot, dan diare yang mungkin berair atau lengket dan dapat mengandung darah.
Tips untuk meminimalkan risiko:
Simpan bahan pangan hewani pada suhu di bawah 5oC.
Untuk pemanasan kembali hanya boleh dilakukan satu kali sampai suhu 85oC

Selasa, 13 September 2016

Pilih Pangan yang Aman, Bergizi, dan Bermutu



Pangan merupakan kebutuhan pokok, yang saat ini memiliki fungsi yang semakin berkembang. Jika
sebelumnya, pangan hanya identik dengan pelepas rasa lapar, namun seiring perjalanan waktu pangan juga menjadi pemuas kebutuhan sensori. Tidak aneh jika kini berkembang wisata kuliner sebagai bagian ekonomi kreatif bernilai tinggi. Semakin banyak orang yang berburu makanan lezat dan nikmat untuk mendapatkan pleasure. Lebih dari itu, saat ini juga berkembang tren pangan fungsional, dimana pangan tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan gizi reguler, tetapi juga memberikan manfaat kesehatan tertentu, seperti menurunkan risiko penyakit jantung koroner, meningkatkan sistem imun, mendukung kesehatan saluran pencernaan, dan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa pangan memiliki kaitan yang sangat erat terhadap kesehatan manusia.


Sayangnya, praktek-praktek yang tidak baik seringkali membuat pangan yang dikonsumsi justru menimbulkan bahaya. Produk yang terkontaminasi dapat menimbulkan penyakit akibat bawaan pangan atau yang sering disebut sebagai foodborne disease. Dampak yang diakibatkan bisa seketika atau terakumulasi dalam waktu yang panjang. Oleh sebab itu, konsumen harus cerdas memilih produk pangan yang akan dikonsumsinya.

Berikut ini beberapa kiat praktis yang dapat digunakan memilih/membeli pangan jajanan yang aman.
1. Aman dari Bahaya Fisik
·         Hindari pangan yang dijual di tempat terbuka dan tanpa penutup atau kemasan.
Hindari pangan yang dijual oleh pekerja yang mengenakan perhiasan tangan yang berpeluang untuk lepas dan jatuh ke dalam makanan.
·         Hindari pangan yang dijual oleh penjual yang menangani pangan jualannya secara sembrono.
·         Hidari pangan yang pembungkusnya distapler
·         Amati kondisi pangan sebelum dikonsumsi. Apakah ada benda asing di dalamnya?
2. Aman dari Bahaya Kimia
·         Memilih hanya pangan yang bersih dan tertutup dari debu
·         Membeli buah-buahan, terutama buah potong, yang sudah dicuci dengan bersih.
·         Membeli pangan yang dijual di tempat yang bersih dan terlindung dari matahari, debu, hujan, angin dan asap kendaraan bermotor.
·         Hindari membeli pangan dari penjual yang lokasi berjualannya jauh dari tempat sampah serta bebas dari binatang dan hama.
·         Jangan membeli pangan yang dibungkus dengan kertas bekas atau kertas koran untuk membungkus pangan.
·         Jangan terpedaya dengan harga murah. Pangan yang mengandung bahan pangan buatan berlebihan atau bahan tambahan terlarang dan berbahaya biasanya dijual dengan harga murah.
·         Amati warnanya. Jika warna makanan atau minumam terlalu mencolok atau terlalu cerah maka besar kemungkinan pangan tersebut mengandung pewarna tekstil.
·         Cicipi rasanya. Jika terdapat rasa yang menyimpang. Maka pangan tersebut mungkin mengandung BT terlarang atau BTP yang berlebihan. Sebagai contoh, jika ada rasa pahit setelah mengonsumsi es campur, maka produk tersebut mungkin mengandung pemanis buatan yang berlebihan. Penggunaan pengawet benzoate yang berlebihan akan memberikan rasa sepat pedas yang akan menggetarkan alat pengecap kita.
·         Waspadai pangan gorengan yang terlihat berwarna gelap dan lebih keras dari normalnya. Gorengan ini mungkin sisa yang tidak habis terjual pada hari sebelumnya dan digoreng ulang.

Selasa, 06 September 2016

Bagaimana Seharusnya Menangani Produk susu ?



Seringkali kasus keracunan pangan justru terjadi akibat kesalahan penanganan di tingkat pengguna. Berikut adalah beberapa tips yang bisa digunakan untuk menangani produk susu:


1. Pilih bahan baku atau susu berkualitas baik
Untuk menghasilkan produk bermutu tinggi dan aman, maka bahan bakunya juga dipastikan harus berkualitas. Jika menggunakan suplier, pastikan produk yang diinginkan telah sesuai dengan spesifikasi dan standar. Sedangkan jika membeli di pasar, pastikan sifat fisik produk tidak menyimpang, kemasan dalam kondisi bagus, dan memiliki umur simpan yang cukup hingga habis digunakan.

2. Baca petunjuk penyimpanan dan penggunaan
Hal terpenting lainnya adalah membaca petunjuk penyimpanan dan penggunaan yang biasanya tertera pada label. Pastikan bahwa penyimpanan dan penggunaan produk telah sesuai dengan petunjuk tersebut. Misalnya, padasuhu berapa susu harus disimpan atau digunakan.

3. Jaga kebersihan peralatan dan personil
Seringkali kontaminasi silang terjadi melalui peralatan dan personil. Oleh sebab itu, kebersihan peralatan dan personil harus dijaga, terutama bagi yang kontak langsung dengan susu. Jika diperlukan, lakukan audit secara berkala.

4. Cegah temperature abuse
Tidak jarang kita sudah merasa bahwa produk disimpan pada suhu yang benar. Namun
kenyataannya suhu tersebut tidak tercapai (terjadi temperature abuse). Hal ini bisa terjadi
karena beberapa faktor, seperti buka tutup lemari pendingin yang terlalu sering, lemari pendingin yang melebihi kapasitas, atau termometer yang bekerja kurang baik. Untuk mengatasi hal tersebut, maka pastikan lemari pendingin dalam kondisi baik dan sesuai kapasitas, tidak membuka-tutup lemari pendingin terlalu sering, serta mengkalibrasi termometer secara rutin.