Rabu, 27 Mei 2015

AKAFARMA PIM Jawaban atas Peluang Menghadapi MEA 2015



Dengan berkembangnya pasar bebas, ditandai dengan diberlakukannya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) pada tahun 2015, Indonesia akan menghadapi tantangan yang cukup besar. Tantangan utama yang sedang dihadapi Indonesia adalah peningkatan daya saing dan keunggulan kompetitif di semua sektor. Banyak peluang dan tantangan yang akan dihadapi Indonesia menjelang MEA. Seperti telah menjadi kesepakatan para pemimpin ASEAN untuk mentransformasikan ASEAN menjadi kawasan bebas aliran barang, jasa, investasi, permodalan, dan tenaga kerja. Mau tidak mau, siap atau tidak siap Indonesia harus menyongsong datangnya MEA 2015, menciptakan peluang serta kesempatan bagi Indonesia untuk menunjukkan kepada dunia luar bahwa Indonesia mampu bersaing dalam segala hal.
Pernah disampaikan oleh salah seorang guru besar bidang ekonomi Prof. Suyanto dalam sebuah seminar dengan tema “Problematika Kesiapan SDM Indonesia Menyongsong Implementasi ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015”,  ada 5 ketrampilan yang harus dipenuhi oleh seorang lulusan perguruan tinggi agar dapat bersaing, yaitu: kemampuan berkomunikasi secara verbal, kolaborasi, profesional di bidangnya, mampu menulis dengan baik, serta kemampuan untuk memecahkan masalah. Ada beberapa hal yang digarisbawahi tentang bagaimana model pembelajaran yang sesuai dengan ciri abad ke-21, yaitu: pembelajaran yang diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber observasi, dan bukan diberitahu, pembelajaran yang diarahkan untuk mampu merumuskan masalah, bukan hanya menjawab masalah, pembelajaran yang diarahkan untuk melatih berfikir analitis dan bukan berfikir mekanistis, serta pembelajaran yang menekankan pentingnya kerjasama dan kolaborasi dalam menyelesaikan masalah.
Melihat fenomena yang demikian, maka AKAFARMA PIM (Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang) merancang pembelajaran yang humanistik.  Artinya pembelajaran yang dilakukan ditujukan untuk membentuk manusia seutuhnya. Manusia yang cerdas dengan segala karakternya yang unggul. Kurikulum dan kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan dosen, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi. Pengalaman belajar dimaksud dapat terwujud melalui pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta  didik  sesuai  budaya dan karakter bangsa. Penilaian hasil belajar dilakukan dengan menggunakan penilaian yang autentik melalui pengamatan kinerja, sikap, penilaian hasil karya berupa proyek atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.  Diharapkan nantinya luaran merupakan manusia yang cerdas dan berkarakter unggul sesuai dengan kompetensi dan profesionalismenya.
AKAFARMA merupakan jenjang pendidikan Diploma Tiga (D-III) yang bertujuan menghasilkan Ahli Madya Analis Farmasi dan Makanan yang berkompeten di bidangnya, berdedikasi dan berkualitas. Sebagai Analis Farmasi dan Makanan, lulusan mampu memasuki dunia kerja sebagai tenaga laboratorium kontrol kualitas (QC), laboratorium penelitian dan pengembangan (R&D)/ laboratorium Quality Assurance (QA) di Industri Obat Tradisional/Jamu, Industri Makanan dan Minuman, Industri Farmasi, Industri Kosmetik dan Alat Kesehatan, Kepemerintahan (Dinas Kesehatan dan BBPOM) maupun lembaga penelitian lainnya. Selain itu lulusan juga dibekali dengan kemampuan entrepreunership untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi wirausahawan di bidang kefarmasian.
Sering ada pemikiran bahwa farmasi merupakan salah satu jurusan yang “eksklusif” karena termasuk sulit,  namun anggapan itu dapat ditepis karena proses pembelajaran di AKAFARMA PIM didesain menarik dan menyesuaikan kebutuhan mahasiswa sebagai insan pembelajar. Mahasiswa dididik untuk menjadi pribadi yang cerdas, berdedikasi dan berkarakter unggul melalui pembelajaran yang humanis. Pribadi yang cerdas adalah pribadi yang mampu menyelesaikan masalah dalam segala aspek kehidupan serta mempunyai kemampuan untuk menciptakan suatu produk/karya yang kreatif dan inovatif.
Pembelajaran di AKAFARMA PIM ditujukan pada peningkatan kepribadian dan kemampuan berpikir mahasiswa. Untuk itu peran dosen menjadi sangat kompleks. Dosen di AKAFARMA PIM tidak hanya sekedar “mengajar”. Dosen berperan sebagai fasilitator, motivator, konsultan, dan evaluator selama proses pembelajaran. Dosen terus diupayakan untuk mengembangkan profesionalismenya melalui pengembangan model-model pembelajaran yang benar-benar mampu mengaktifkan dan menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan sekaligus menyenangkan. Dengan demikian peserta didik akan merasakan kebermaknaan belajar bagi hidup dan kehidupannya dan akhirnya meaningful learning akan terwujud.
Pembelajaran di AKAFARMA PIM tidak hanya difokuskan pada pembentukan manusia cerdas, namun juga pembentukan pribadi yang berkarakter unggul. Pembentukan  karakter mahasiswa diinternalisasikan dalam proses pembelajaran.  Sasaran integrasinya adalah materi kuliah, prosedur penyampaian, serta pemaknaan pengalaman belajar para mahasiswa. Konsekuensi dari pembelajaran terpadu, maka model belajar para mahasiswa harus bervariasi sesuai dengan karakter masing-masing. Variasi belajar itu dapat berupa membaca bahan rujukan, melakukan pengamatan, melakukan percobaan, mewawancarai narasumber, dan sebagainya dengan cara kelompok maupun individual. Selain itu aktualisasi diri sebagai bentuk penempaan karakter difasilitasi melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat non akademik seperti pada UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang dikelola oleh Senat Mahasiswa. Nilai-nilai kepemimpinan, kreatif, inovatif, spiritual, kedisiplinan, mandiri, bertanggungjawab dan entrepreneur pada mahasiswa diharapkan akan tercapai.
Hal ini telah terbukti dengan diterimanya proposal penelitian baik dosen (Penelitian Dosen Pemula dan Penelitian Hibah Bersaing) maupun mahasiswa (Program Kreativitas Mahasiswa dan Program Mahasiswa Wirausaha) oleh Kopertis wilayah 7 Jawa Timur maupun Ditjen DIKTI Kemendikbud sejak tahun 2010 sampai saat ini. AKAFARMA PIM juga meraih penghargaan dari Kopertis wilayah 7 Jawa Timur sebagai salah satu Perguruan dengan tata kelola dan kelembagaan yang baik pada 2012, Perguruan Tinggi kategori Akademi Unggulan tahun 2013 serta Perguruan Tinggi Berprestasi kategori Akademi tahun 2015.
Selain itu, sebagai hasil pembelajaran yang bermutu ini, banyak lulusan AKAFARMA PIM yang telah “dipesan” oleh dunia industry sebelum mereka diwisuda. Hampir 60% lulusan telah bekerja bahkan sebelum mereka menerima ijazah. Banyak respon positif yang diberikan oleh dunia industry pada lulusan AKAFARMA PIM. Terbukti dengan banyaknya permintaan untuk open recruitment maupun lowongan pekerjaan di biro Humas PIM.
AKAFARMA PIM telah banyak menjalin kerjasama di dunia industry seperti PT Interbat, PT Sasa Inti, PT Meiji, PT Vitapharm, PT Garuda Food, PT Balatif, PT MSD Pharma, PT Cheil Jeddang, Perum Jasa Tirta di Malang dan Mojokerto, BPOM di Yogyakarta, BBTPPI di Semarang serta Pemkot Malang dalam pelaksanaan pendampingan kegiatan Posdaya di Kelurahan Arjosari.

Jumat, 22 Mei 2015

Health food VS Obat

Benarkah bahwa health food / suplemen makanan / jamu lebih baik dibandingkan obat untuk menyembuhkan penyakit? Are you sure? Mari kita lihat bedanya:
  1. Obat: sebelum dipasarkan, harus dilakukan uji pra klinis (pada hewan percobaan) dan uji klinis tahap I sampai III, yang melibatkan orang sehat dan orang sakit, berjumlah 1.000-3.000. Pengujian ini memerlukan waktu setidaknya 6 tahun. Atau setidak-tidaknya dilakukan uji BABE (bioavailability & bioequivalency) Health food: tidak harus melakukan uji pra klinis, klinis maupun BABE sebelum dipasarkan 
  2. Obat: efektivitas dan keamanannya HARUS TERBUKTI pada uji2 yang disebutkan di atas Health food: harus terbukti aman (TANPA perlu membuktikan efektivitasnya). 
  3. Obat: anda dengan mudah melihat isi atau komposisi zat berkhasiatnya (untuk obat yang berisi lebih dari satu jenis), berikut kadarnya, di kemasan terluar, yang dituliskan di bawah merek obat Health food: anda seringkali harus mencari-cari dulu isi atau komposisi produk tersebut, bahkan kadang-kadang tidak menemukannya. Apalagi mencari kadar untuk setiap kandungannya 
  4. Obat: umumnya berisi hanya satu zat, yang efektif untuk penyakit tertentu, misal: glimepiride untuk diabetes Health food: umumnya berisi campuran berbagai jenis esktrak tanaman, yang sering “diklaim” mempunyai khasiat untuk berbagai macam penyakit.
  5. Obat: satu zat ditujukan untuk satu penyakit tertentu. Health food: secara umum ditujukan untuk memperbaiki fungsi pencernaan, menambah energi atau mengurangi risiko infeksi (ini klaim jujur, yang seharusnya dicantumkan). 
  6. Obat: setelah dipasarkan masih terus dilakukan uji klinis fase IV atau pemantauan setelah pemasaran Health food: tidak ada uji klinis sebelum maupun setelah dipasarkan 
  7. Obat: hanya boleh diiklankan di media tertentu, dengan mencantumkan BUKTInya Health food: boleh beriklan di semua media, umumnya dengan menampilkan TESTIMONY atau kesaksian seorang pesohor alias public figure 
  8. Obat: ditujukan untuk penyakit tertentu, yang mempunyai kriteria jelas. Health food: seharusnya tidak boleh ditujukan untuk penyakit tertentu, karena tidak ada uji klnis untuk menguji EFEKTIVITASnya. Jadi lebih ditujukan untuk secara umum menjaga kesehatan. 
Bahkan Badan POM Amerika (FDA) dengan jelas meminta setiap health food mencantumkan kalimat berikut di iklan dan kemasan luarnya jika produsennya coba2 mengklaim bahwa produk tersebut berkaitan dengan penyakit tertentu: “These statements have not been evaluated by the FDA. This product is not intended to diagnose, cure or prevent any disease”. #Produk ini tidak dimaksudkan untuk mendiagnosa , mengobati atau mencegah penyakit # Mantap! Udah jelas banget kan bedanya? Sumber #CPE

Senin, 04 Mei 2015

Selesai UN Terus Bagaimana?

Jangan berlebihan bersenang-senang karena UN sudah terlewati. Masih ada tahap selanjutnya yang harus kamu lalui. Anak sekolah yang pikirannya jauh kedepan dan punya visi, biasanya sudah punya gambaran nanti setelah lulus SMA mau kuliah dimana, tinggal dimana, mau menetap di kota yang sama, atau merantau ke kota lain.

Yang sangat disayangkan adalah, setelah sorak-sorak melewati Ujian Nasional, terus kamu bingung mau kuliah dimana.Bingung disini bukan bingung karena nggak adanya kampus yang mau menerima, tapi bingung dalam memilih jurusan kuliah itu sendiri.

Biasanya, orientasi siswa lebih  memilih  kuliah di kampus favorit, eh ternyata ga enjoy, ga nyaman. nah ini yang disebut "gugur di tengah jalan itu hanya  Akan Menyita Waktu, Tenaga dan Biaya.Masa Depan Perlu di Persiapkan Sedari Dini dengan di Awali Menentukan Pilihan Kampus Yang Tepat

Hanya Sedikit Kampus bisa membawa lulusannya sukses bekerja, salah satunya adalah Akfar dan Akafarma Putra Indonesia Malang yang menghasilkan lulusan yang berkompeten di bidang Farmasi terbukti Lulusan Akfar dan Akafarma bisa Bekerja Sebelum di WISUDA.

Maka dari itu Kuliah Lah di Akademi Putra Indonesia Malang Karena Perkuliahan di Akademi Putra Indonesia Malang didesain menarik dan menyesuaikan kebutuhan mahasiswa sebagai insan Pembelajar.

Mahasiswa dididik untuk menjadi pribadi yang cerdas, berdedikasi dan berkarakter unggul melalui pembelajaran yang Humanis.

Untuk mencapai tujuan tersebut Di Terapkanlah pembelajaran bermakna dan terpadu dengan memberikan kemudahan bagi mahasiswa dalam mencapai kompetensi sebagai Ahli Madya Farmasi dan Analis Farmasi Makanan.

D3 Kefarmasian Putra Indonesia Malang

Jl. Barito No. 5 Malang Telp. (0341) 491132 / 492052 Fax. 485411

MEMBUKA PENDAFTARAN MAHASISWA BARU 2015-2016